Hama tikus menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan pertanian. Namun, tahukah kamu bahwa ada predator alami yang mampu mengatasi masalah ini? Burung hantu Tyto alba, predator alami yang efektif dalam membasmi hama tikus dalam semalam!

Burung Hantu, Si Pemburu Malam

Tyto alba adalah spesies burung hantu yang tersebar luas di Indonesia, memiliki ciri khas wajah berbentuk hati dan bulu berwarna cokelat pucat. Tyto alba merupakan predator nokturnal yang sangat efisien dalam berburu tikus.

Predator burung hantu (Tyto alba) merupakan salah satu cara pengendalian hama secara biologis yang mengacu pada prisip pengendalian hama terpadu (PHT). Dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia, penggunaan burung hantu merupakan cara yang aman dan efektif untuk dilakukan.

Burung Hantu
Burung Hantu (mediaindonesia.com)

Keunggulan Burung Hantu sebagai Predator Alami

Spesialis pemburu tikus

Tyto Alba memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih besar, dapat beradaptasi dengan baik, mempunyai kemampuan visual yang luar biasa, pendengaran yang tajam, kemampuan terbang dengan senyap, dan mempunyai cakar dan paruh yang kuat.

Efisien

Seekor Tyto alba mampu memangsa tikus 2 – 5 ekor per hari, sehingga mampu menekan populasi tikus secara signifikan.

Ramah lingkungan

Karena merupakan predator alami, Tyto alba tidak mencemari lingkungan dan tidak membahayakan organisme lain.

Berkelanjutan

Dengan menciptakan habitat yang sesuai, populasi Tyto alba dapat dipertahankan secara alami (dapat bertelur 2-3 kali setahun, sekali bertelur 5 – 8 butir).

Salah satu contoh keberhasilan penggunaan burung hantu ini adalah pada tahun 2004, Dinas Pertanian Jatim mencatat sedikitnya 46 ha lebih lahan sawah yang rusak akibat serangan tikus, namun jumlah ini mengalami penurunan hingga menjadi 19 ha pada tahun 2005 setelah mendapat bantuan burung hantu.

Dengan memanfaatkan Tyto alba, kita dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia dan menciptakan ekosistem pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk melindungi dan melestarikan populasi Tyto alba di alam liar.

Maka dari itu, mari kita bersama-sama mendukung upaya pelestarian predator alami dan mengembangkan metode pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan.

Sumber:

  • Muhibuddin, Anton. Setyawan, Andik. 2014. Budidaya Kelapa Sawit dan Teknik Pengendalian Hama Tikus. Universitas Brawijaya.
  • Fadilla, Bayu. Lizmah, Sumeinika F. Afrillah, M. Ritonga, Novian C. 2022. Potensi Pemanfaatan Burung Hantu Tyto Alba sebagai Predator Alami dalam Pengendalian Hama Tikus pada Tanaman Kelapa Sawit (elaeis guineensis jaqc.) di Divisi II PT. Socfindo Seunagan. Jurnal Ilmiah Pertanian Biofarm. Vol. 18, No. 2.
  • Madusari, Sylvia. Pengendalian Hama Tikus di Perkebunan Kelapa Sawit dengan Menggunakan Burung Hantu (Tyto alba).
AnsellAgroOnline
AnsellAgroOnline

Would you like to share your thoughts?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *